Project FLS



                                                                                                                         

“ RUMAH LANGIT” SENI SOSIAL ENTREPRENEURSHIP MASA DEPAN, MEMBANGUN KEBERSAMAAN MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN








         Diusulkan oleh :

Siska Oktavia I34090085 (2009)


























INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011



BELAJAR DARI LINGKUNGAN, SUKSES DENGAN KEBERSAMAAN
        Menciptakan Peningkatan Motivasi, Ilmu, dan Kesuksesan di Jalanan

A.       LATAR BELAKANG
Melihat fenomena meningkatnya jumlah anak – anak dan  remaja yang menjadi pengamen , pedagang asongan serta gelandangan ditempat yang penuh dengan resiko misalnya jalan raya dan stasiun kereta. Mereka hidup dengan fasilitas serba kekurangan, pendidikan yang minim serta tidak adanya pembinaan mental untuk menjalankan kehidupan perekonomian  mereka, akibatnya banyak yang menjadi anggta mafia gelandangan dan menggantungkan kehidupan dari mereka.Jika melihat komposisi masyarakat yang terlantar umumnya terdiri dari anak-anak dan lansia. Pada tahun 2006 terdapat 78,96 juta anak di bawah usia 18 tahun, 35,5% dari total seluruh penduduk Indonesia. Sebanyak 40% atau 33,16 juta diantaranya tinggal di perkotaan dan 45,8 juta sisanya tinggal di perdesaan. Sebagian besar anak-anak ini berasal dari keluarga miskin dan tertinggal, yang tidak mempunyai kemampuan untuk memberdayakan dirinya, sehingga rentan terhadap kekerasan, eksploitasi, ketimpangan gender, perdagangan anak dan lain-lain. Menurut laporan Depsos pada tahun 2004, sebanyak 3.308.642 anak termasuk ke dalam kategori anak terlantar.
 Hal inilah yang perlu kita perhatikan, fenomena yang terjadi bahwa mereka bekerja secara berkelompok, bukan secara individu, dan  mereka pun selalu dihinggapi rasa khawatir karena harus menyetorkan hasil mereka kepada sang mafia. Mereka mendefinisikan  kata sukses ketika mereka mampu mendapatkan uang lebih dari hasil mengamen atau meminta – minta. Ada hal yang menarik ketika kehiupan mereka yag sebenarnya jauh dari sebuah kriteria sukses, apalagi bagi pedagang asongan.

           Sukses adalah Pemikiran Maha Dahsyat Manusia, dalam hal ini Sukses adalah Pilihan, Sukses adalah Kebahagiaan, Sukses adalah Perjuangan dan Sukses adalah Kewajiban bagi setiap Individu. Kekuatan Pemikiran dan Keunggulan Maha Dahsyat  merupakan Kekuatan yang telah Allah Swt lahirkan dan limpahkan dalam setiap jiwa  manusia. Di dalamnya, terpendam potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh setiap manusia, sejatinya bila potensi tersebut dikelola dan di manajemen dengan baik, maka akan menjadikan akar-akar pertumbuhan yang menghantarkan manusia kepada masa depan yang penuh harapan dan kesuksesan yang tak terukur.

Potensi, Keunggulan, dan Keahlian setiap Individu itu berbeda dan memiliki keunikan. Apabila Potensi itu dikelola dengan baik maka Individu tersebut dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan dan diimpikan selama ini. Kita ambil contoh Carlos Slim Helu yang merupakan Orang Terkaya di Dunia, konsep berfikir dia “ Menjadi Pegusaha Sukses “ keyakinan itu yang membuat dia dapat mewujudkan impiannya. Lalu Muhammad Yunus,dengan Grameen Banknya menuai banyak kesuksesan bagi masyarakat di Bangladesh . Serta Houtman, seorang Vice Direktur sebuah Bank Ternama, yang berangkat dari pedagang asongan dan cleaning service.

Berangkat dari data statistik tentang jumlah anak terlantar dan pedagang asongan di atas, diperlukan suatu mekanisme yang membuat mereka yang sudah memiliki potensi wirausaha menjadi seorang yang memiliki kemampuan berwirausahadan mampu mengajak orang – orang disekitarnya untuk  membangun usaha bersama dengan prinsip pemberdayaan dan  jejaring kolaborasi bersama departemen sosial dan lembaga lainya. Diperlukan penguatan kelembagaan yang kuat antara para pemulung dan gelandangan dengan pedagang asongan agar dapat bahu – membahu dengan prinsip koperasi untuk membangun perekonomian mereka. Untuk itulah didirikan Rumah Langit, sebagai wadah yang menyatukan potensi mereka sekaligus media peningkatan kapasitas kewirausahaan.


A.    Visi Enterpreneurship

1.      Memberikan edukasi kepada para pemulung, gelandang, pengamen serta pedagang asongan untuk memperbaiki usahanya serta memulai usaha dengan prinsip kewirausahaan dan pemberdayaan .
2.      Meningkatkan jiwa kewirausahaan, kreativitas, dan produktivitas  sasaran yang mampu membuat usaha yang berkelanjutan dengan metode sederhana.
3.      Membuat rumah langit menjadi tempat pendidikan sekaligus pengembangan usaha yang menjadi tempat usaha bagi para pemulung, pedagang asongan serta pengamen dan gelandangan cilik .
4.      Menciptakan Konverensi dan pertemuan bagi anggota rumah langit di masing – masing daerah kemudian merumuskan program bersama .
5.      Menjadikan “ Rumah Langit” sebagai salah satu alternatif pendidikan dan pusat usaha bagi para pedagang asongan dan pengamen cilik yang dapat meningkatan kesejahteraan mereka.
6.      Memfasilitasi penjualan produk “ Rumah Langit” hingga mampu bersaing diantara produk yang tersedia di pasaran



B.     Luaran yang Diharapkan (Measurable)
Program ini diharapkan  mampu  terlaksana dengan baik, sehingga pada akhirnya semua tujuan  program dapat tercapai. Program ini juga diharapkan mampu menjadi sarana bagi para pemulung, gelandangan untuk mengaktualisasikan potensi wirausaha dari mereka dengan adanya penguatan dari kelompo mereka. Gelandangan dan pedagang asongan  mampu menyisihkan hasil mereka dan dikelola untuk simpan pinjam pedagang asongan ataupun usaha yang mereka rintis. Mereka mampu untuk menganalisis keuntungan dan menentukan kelayakan produk mereka kemudian kita pasarkan melalui koperasi “ Rumah langit” di masing – masing wilayah, dengan melibatkan mafia sebagai pengelolanya juga untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan usaha. Begitupun dengan masyarakat sasaran yang diharapkan mengalami peningkatan kesejahteraan, baik secara financial maupun non financial.



C.    Kegunaan (Relevant)
Manfaat dari pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut.
1.      Bagi Masyarakat
a.       Meningkatkan pendapatan
b.      Menumbuhkan jiwa entrepreneurship
c.       Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam berusaha.
2.      Bagi Mahasiswa
a.       Melatih kesadaran sosial untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat
b.      Wahana dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan.
3.      Bagi Lingkungan
a.       Mengurangi resiko terjadinya tindak kejahatan .
b.      Mengurangi kemacetan yang dikarenakan tindakan para anak jalanan.
4.      Bagi Pemerintah Daerah : menambah pendapatan daerah melalui sektor  pajak usaha yang dihasilkan dengan adanya produk  dari usaha pemberdayaan ini.

D.Metode Pelaksanaan ( Spesific)
                                                                                                      
Pelaksanaan program ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
a.    Survei Lapang
Turun lapang ke masing – masing komunitas anak jalanan dan mengenali tipe serta karakteristik, mulai mencari mafia yang beroperasi disana dan mengajak anak – anak terlantar untuk menabung.
b.   Konsolidasi
Brain storming dengan pihak anak jalanan sebagai upaya untuk menyelaraskan kinerja program-program yang akan dilaksanakan dan mengetahui pandangan mereka untu berwirausaha.
c.    Pendataan
Pada tahap ini dilakukan pendataan administrasi mengenai jumlah anak terlantar  yang akan menjadi peserta dalam program pengembangan “ Rumah langit” ini.
d.   Inventarisasi Aset
Pendataan aset yang mereka miiki sebagai acuan pelaksanaan program, sehingga dalam pemanfaatan dan pemberdayaan aset tersebut menjadi lebih maksimal.
e.    Pembuatan koperasi simpan pinjam
Pada tahapan awal pelaksanaan pembuatan koperasi ” Rumah pelangi” dilaksanakan selama kurun 4-6 bulan, sedangkan untuk pembuatan usaha dan pendirian dilaksanakan selama 6 bulan. Untuk selanjutnya, program perberdayaan ini diharapkan dapat terlaksana hingga berkelanjutan. Proses produksi pun dapat dilakukan setiap satu bulan sekali karena strategi untuk meningkatkan kekonsistenan para anak terlantar
f.    Penjualan dan upaya pemasaran produk melalui ” Rumah langit ”yang berkoordinasi antara satu ” Rumah Langit” dengan rumah langit di kota lain.


E.     Peserta Program

Masyarakat yang tergabung dalam pembinaan program ini adalah sekelompok anak  jalanan dan anak terlantar seperti pengamen, gelandangan dan pengamen serta pedagang asongan di suatu kota, yang kemudian di tanamkan sistem perkoperasian dan diajak untuk berwirausaha, penjualannya itu melalui koperasi dan unit usaha” Rumah pelangi” Selain itu dalam pelaksanan produksinya akan menggabungkan potensi wirausaha dan merangkul kelompok Dinas Sosial, LSM, dan mahasiswa.

Pendampingan Program

Tahapan monitoring ini merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara rutin dengan waktu tidak terikat, sewaktu-waktu dan minimalnya setiap pekan. Pelaksanaan program ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu monitoring kegiatan pendirian koperasi dan pembentukan usaha.

Alur Sistem Pelaksanaan Program
Survey

Pembuatan koperasi
Penyuluhan dsosialisasi
Pemasaran
Riset Pasar
Layak
Layak
Pengerjaan Produk
Perizinan
Analisis marketing
Investor
Inventarisasi dan monitoring
Uji Kelayakan produk
Pembuatan Usaha

Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan Program

 
Evaluasi
 
Analasis SWOT


           
             Faktor Eksternal






Faktor Internal
OPPORTUNITY (Peluang)
THREAT (Ancaman)
Minat investor,  berkembangnya lembaga keuangan, dan pendapatan per kapita
Peningkatan jumlah  gelandangan, tersedianya sistem  dan informasi untuk pemasaran
 Daya saing rendah
Potensi Wirausaha dari masing – masing individu
Daya saing produk serupa yang rendah
Pelaksanaan usaha membutuhkan konsistensi tinggi
Keuntungan usaha awal yang kecil
Tuntutan kontribusi pelanggan dan biaya investasi yang tinggi
1
2
3
4
1
2
3
4
STRENGTH (Kekuatan)
STRATEGI SO
1.     Produk inovatif dan usaha menciptakan citra produk hasil pemberdayaan untuk mengetaskan para anak terlantar melalui wirausaha merupakan kekuatan untuk menangkap peluang minat investor,  berkembangnya lembaga keuangan, dan pendapatan per kapita, pertumbuhan industri dan daya saing rendah, serta potensi masing – masing individu
2.     Sistem distribusi dan stretegi pemasaran merupakan kekuatan untuk menangkap peluang peningkatan jumlah gelandangan, tersedianya sistem  dan informasi untuk pemasaran.
3.     Rencana organisasi, uraian tugas, dan operasi standar merupakan kekuatan untuk menangkap peluang daya saing rendah
4.     Tertib laporan internal dan eksternal merupakan kekuatan untuk menangkap peluang minat investor,  berkembangnya lembaga keuangan dan potensi wirausaha masing – masing individu
STRATEGI
1.      Produk inovatif dan usaha menciptakan citra produk hasil pemberdayaan  untuk mengetaskan para anak terlantar melalui wirausaha merupakan kekuatan  sebagai sentra keripik dan dodol bengkoang merupakan kekuatan daya saing produk serupa yang rendah
2.      Sistem distribusi dan stretegi pemasaran yang baik merupakan kekuatan untuk memperkecil ancaman Pelaksanaan usaha membutuhkan konsistensi tinggi
3.      Rencana organisasi, uraian tugas, dan operasi standar merupakan kekuatan untuk memperkecil ancaman Keuntungan usaha awal yang kecil, tuntutan kontribusi pelanggan dan biaya investasi yang tinggi
4.      Tertib laporan internal dan eksternal merupakan kekuatan untuk memperkecil ancaman pelaksanaan usaha membutuhkan konsistensi tinggi
Produk inovatif dan citra produk hasil pemberdayaan  untuk mengentaskan para gelandangan serta anak terlantar
1
Sistem distribusi dan stretegi pemasaran produknya luas namun terpusat diwilayah masing – masing kota
2
Rencana organisasi, uraian tugas, dan operasi standar bagi usaha ini
3
Tertib laporan internal dan eksternal serta tetap konsisten menegakan aturan.
4
WEAKNESS (Kelemahan)
STRATEGI WO
1.     Penekanan rasio biaya operasi terhadap pendapatan untuk menangkap peluang kekuatan untuk menangkap peluang minat investor,  berkembangnya lembaga keuangan, dan pendapatan per kapita
2.     Adanya kebutuhan tenaga kerja  terdidik dalam produksi hanya sedikit untuk menangkap peluang pertumbuhan penduduk, tersedianya sistem transportasi dan informasi untuk pemasaran
3.     Tuntutan kekonsistenan para aggota  untuk menangkap peluang pertumbuhan industri dan daya saing rendah, serta untuk melakukan penyebaran informasi pemasaran
4.     Kurangnya minat masyarakat terhadap inovasi usaha untuk menangkap peluang produk hasil pemberdayaan
STRATEGI WT
1.     Penekanan rasio biaya operasi terhadap pendapatan untuk memperkecil ancaman keuntungan usaha awal yang kecil
2.     Kebutuhan tenaga kerja  terdidik dalam produksi hanya sedikit untuk memperkecil ancaman tuntutan kontribusi pelanggan dan biaya investasi yang tinggi
3.     Penguatan kelembagaan ank terkantar bersama mafia mereke untuk memperkecil ancaman pelaksanaan usaha membutuhkan konsistensi tinggi
4.     Meningakatkan minat masyarakat terhadap inovasi usaha untuk memperkecil ancaman daya saing produk hasil pemberdayaan
Rasio biaya operasi terhadap pendapatan
1
Kebutuhan tenaga kerja  terdidik dalam produksi hanya sedikit
2
Kekonsistenan para anggota yang naik turun
3
Kurangnya minat masyarakat terhadap inovasi usaha
4
Tabel 1. Analisis SWOT Program


Jadwal Kegiatan (Timebond)


Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Program

No.
Jenis Kegiatan
Bulan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1.
Perijinan formal kepada Kepala Desa Setempat
minggu 1
-
-
-
2.
Up grade kemampuan wirausaha anak jalanan
setiap minggu
setiap minggu
setiap minggu
setiap minggu
3.
Konsultasi dengan dinas sosial setempat dan LSM
minggu 1
minggu 1
minggu 1
minggu 1
4.
Pengenalan program kepada Gelandang
minggu 2
minggu 1
minggu 1
minggu 1
5.
Proses persiapan koperasi :
-
-
-
-

a.     Edukasi teknik Simpan pinjam
minggu 2
-
-
-

b.     Edukasi tentang sikap wirausaha dan ide bisnis
minggu 3
-
-
-

c.     Penentuan ide bisnis
minggu 3
minggu 1
minggu 1
minggu 1
6.
Proses pembuatan ide bisnis
minggu 4
-
-
-
7.
Evaluasi Usaha
setiap minggu
setiap minggu
setiap minggu
setiap minggu
8.
Pengumpulan produk ke gerai
-
-
-
minggu 2
9.
Pembuatan gerai
-
-
-
minggu 2


Program Ini kemudian berlanjut dengan adanya kerjasama antara pihak desa dengan investor maupun konsumen tetap. Melalui metode evaluasi yang berlanjut kita akan senantiasa menciptakan produk unggulan yang diharapkan menjadi produk yang mencitrakan pmberdayaan skaligus mendorong kota lain untuk melakukan hal yang sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Sosial Semester ini

.......