Makna bersyukur yang hakiki

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

    Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka ia sesunguhnya ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah itu. (Al-Hikam Halaman : 133).

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin. Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi washahbihii ajmai’iin. Hamba yang makin tinggi dan sempurna ketaatannya kepada Allah, akan makin banyak pula syukurnya kepada-Nya. Memantapkan kenikmatan yang ia terima dari Allah Swt, di tempat yang mulia. Karena nikmat itu adalah anugrah yang patut dijungjung tinggi.

Bersyukur kepada Allah itu ada tiga cara, bersyukur didalam hati, bersyukur dengan lisan, dan bersykur dalam sikap atau prilaku.

Adapun bersyukur di dalam hati, ialah memantapkan dalam hati bahwa semua nikmat itu adalah dari Allah, seperti firman Allah dalam surat An Nahl ayat 53,

    Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)

Adapun syukur dengan lisan, yaitu dengan memperbanyak puji syukur kepada Allah, sambil membaca Alhamdulillah.

Adapun bersyukur dalam bentuk sikap tingkah laku adalah dengan melaksanakan amal ibadah dengan anggota badan, dengan amal saleh, dengan prilaku mulia, dan budi bahasa yang terhormat.

Bersyukur kepada Allah SWT tidak cukup dengan lisan belaka, akan tetapi bersyukur dengan memgikutsertakan seluruh anggota badan, dengan merasakan kenikmatan syukur dalam kehidupan jasmani dan rohani. Wallahu a’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Sosial Semester ini

.......

Terima Kasih